maymulyawatiputri
Jumat, 07 Desember 2012
Kamis, 30 Agustus 2012
ANTARA CINTA dan SAHABAT
Oleh : Eka Octav
Hidup akan indah bila kita masih memiliki seseorang yang kita sayangi, seperti via, via masih memiliki orang tua yang sayang dengannya dan saudara laki-lakinya yang sangat menggemaskan yang masih kelas 4 SD. Serta tak luput mempunyai seorang sahabat yang baik yang selalu bersama ketika dia duka, lara pun senang. Via mempunyai sahabat dia bernama Mia dan Rahma. Kemana-mana kami selalu bersama seperti layaknya besi dan magnet yang sulit dipisahkan. Mereka pertama kenal ketika pertama MOS dan memulai sekolah di SMA, Ketika itu Rahma duduk sendirian dan tak sengaja Via menghampirinya dan berkenalan. Setelah mereka berbincang-bincang cukup lama datanglah seorang anak perempuan cantik putih bertahi lalat di bawah bibir yang tipis. Tahi lalatnya itu membuat wajahnya menjadi manis dan disegani oleh kaum Adam.
“Hai…. Rahma dah lama nunggunya yah???” kata perempuan itu
“Ea… lama banget, kamu dari mana saja???? kata Rahma
“Maaf yach aku berangkatnya siang, soalnya bangunnya kesiangan… hehehe” jawab Perempuan yang berbicara dengan Rahma sambil tersenyum.
“Oa,untungnya ada Via yang menemani aku di sini, Mi kenalin ini Via teman sekelas kita juga lho. Oya vi kenalin ini teman satu bangku aku namanya Mia” kata Rahma sambil memperkenalkan temannya.
“Kenalin aku Via, aku duduknya di samping tembok dekat pintu sama Ovie” kata Via memperkenalkan dirinya kepada Mia.
“Aku Mia, low boleh tau lo tinggalnya dimana”?? Tanya Mia kepada Via.
“Aku aslinya Banjarharjo, tapi di sini aku ngekost” jawab Via.
“Kapan-kapan kita main ke kostnya Via, Gimana,?? Rahma lo juga ikut yach”?? Mia melontarkan pertanyaan kepada Rahma.
“Itu ide yang bagus kita selalu kumpul-kumpul bareng di kosannya Via, Gimana kalau kita buat genk saja?” usul Rahma.
“Aku setuju dengan pendapatmu. Nanti kita buat kaos yang sama, tapi dipikir-pikir nama genk nya apa yach”?? Mia menggaruk-garuk kepala yang tidak gatal karena begitu bingungnya.
“Tapi maaf teman-teman bukannya gw menolak, tapi aku bener-bener gak setuju dengan pendapat kalian, aku ingin bersahabat dengan kalian. Tapi aku gak suka buat genk-genk seperti itu, takutnya kalau kita buat genk, banyak teman-teman yang benci dan iri.” jelas Via.
“Yah Vi, tapi……….”
Sebelum Mia melanjutkan pembicaraannya bel sekolah pun berbunyi tanda peserta MOS kumpul di halaman sekolah untuk diberikan arahan dan himbauan dari kepala sekolah.
Sungguh ribet dan susah kembali menjadi peserta MOS harus menggunakan kostum planet yang sungguh menyebalkan itu seperti pake kaos kaki yang berbeda,tasnya menggunakan kantong kresek,rambutnya di ikat lebih dari 10 buah,sungguh membosankan dan menyebalkan ketika dimoment-moment MOS seperti ini.
Setelah kumpul di lapangan Rahma dan Mia senyum-senyum sendiri, dan aku bingung kenapa mereka senyum-senyum tanpa sebab. Adakah sumbernya kenapa mereka senyum-senyum sendiri. Setelah aku perhatikan ternyata mereka tersenyum ketika melihat kakak Osis. Dan kemudian aku bertanya kepada Rahma,”Rah, kamu dan Mia senyum kenapa??” Tanya Via dengan penasaran.
“Asal kamu tau aja ya Vi, aku dan Mia itu ngefans banget sama anak kelas X-2 itu, terus gw jatuh cinta sama cowok itu katanya sih namanya Dana”. jawab Rahma.
“Yang mana?” Tanyaku lagi.
“Itu yang paling cakep sendiri, Oa aku juga ngefens banget ama kakak OSIS jangan bilang sama Mia yach kalo aku ngasih tau ke kamu, aku itu ngefans banget sama Ka’ Zaenal sedangkan Mia ngefens sama ka’ Adit”. jelas Rahma.
“okey, tenang saja Rahma gw pasti gw bisa jaga rahasia ini kok, dijamin gak bakal bocor dech…….” kataku.
“Aku percaya kok sama kamu….. halah kaya ember saja bocor… . hehehehe”. Rahma sambil ketawa
Ketika asyik berbicara ternyata banyak pengarahan yang diberikan oleh kepala sekolah, sungguh menyesal sekali ku ini tidak mendengarkannya. Padahal banyak manfaatnya bagi kita khususnya bagi pelajar. Setelah beberapa lama kemudian peserta MOS di bubarkan.
Via sedang berfikir sepertinya enak sekali rasanya ketika menjadi anak SMA. Sama seperti yang Via rasakan saat ini Via ingin cepat-cepat menggunakan baju putih abu-abu dan agar cepat diresmikan menjadi murid SMA, rasanya lama sekali menunggunya waktu seperti itu. Apalagi, rumahnya sangat jauh dari sekolah sungguh enaknya jauh dari orang tua dan bebas untuk pergi-pergi kemanapun yang kita inginkan bersama teman-teman barunya. Tapi Via harus bisa mengendalikan diri dari pergaulan di zaman edan seperti ini, kalau kita mengikutinya maka kita akan masuk ke dalam jurang neraka yang isinya orang-orang berdosa.
Kicauan burung menari-nari di angkasa, Sungguh indah bila ketika memandangnya. Embun pagi menyejukan hati Semerbak wangi mawar membuat segar perasaan kita. Indahya alam ciptaan tuhan yang maha esa, Tak ada yang bisa menandinginya,Karena tuhan adalah sang kholik pencipta alam semesta.
Ricuhan murid-murid SMA bagaikan burung-burung yang sedang menyanyi-nyanyi. Murid-murid mulai berdatangan menuju sekolah untuk menuntut ilmu, walaupun ada yang niat sekolah hanya ingin mendapatkan uang jajan dan ingin memiliki banyak teman. Murid-murid berdatangan ada yang naik motor, sepeda, naik bus mini, angkot, diantar orang tuanya menggunakan mobil, adapun jalan kaki.
Bel sekolah pun berbunyi sebagai tanda waktu pelajaran dimulai. Murid-murid dengan tenang belajar di sekolah. Hening sepi keadaan di sekolah bagaikan tak berhunikan makluk, Seperti di hutan sepi sunyi.
Bel istirahat pun berbunyi, murid-murid bagaikan pasukan burung yang keluar dari sangkarnya menuju kantin gaul bu ijah. Perut mereka terjadi perang dunia ketiga mereka berebut makanan dan cepat-cepat mendahulukan mengambil makanan.
Aku tak nafsu untuk pergi ke kantin dan aku beranikan diri pergi ke perpustakaan.Setelah lamanya aku diperpustakaan datanglah seorang cowok ganteng yang diidam-idamakan oleh Rahma sahabatku sendiri.
“Hai…….vi kok sendirian saja disini.” kata cowok itu yang bernama Dana.
“Yah…. teman-teman aku lagi ke kantin, padahal aku diajak kekantin sama mereka, tapi aku pengennya pergi ke perpustakaan……. hehehe” kataku pada Dana.
“Oa…… kamu les di Prima Eta yach??” Tanya Dana.
“Eah…..kok kamu tau sich…” jawabku.
“Kan aku juga les disitu,terus gw juga sering merhatikan kamu lho!!” kata Dana.
“Memang kamu kelas X apa?, kok gw gak pernah lihat kamu?”
“Ruang X-B. oa,kamu ruang X-A ya?”
“yapz……….”
Aku tak ingin dekat-dekat dengan Dana, Tapi aku juga punya perasaan sama Dana aku bingung kalau aku berdekatan sama Dana nanti Rahma cemburu. Kemudian ku pamit sama Dana.
“Dan aku mau ke kelas dulu” kataku pada Dana.
“Owg…..eah Vi silahkan”
Kemudian aku menuju ke kelas, sebelum masuk ke kelas, di jalan aku ketemu Rahma. Aku menyapa Rahma dengan senyuman. Tapi apa yang Rahma kasih padaku, Rahma bersikap sinis. Aku bingung kenapa Rahma bersikap seperti ini kepadaku, Kemudian aku mencari Mia. Aku ingin menanyakan kepada Mia. Tentang sikap Rahma kepadaku. Setelah kutemukan Mia, ku langsung menanyakan kepada Mia.
“Mi,aku boleh nanya sesuatu kepadamu gak?” tak sengaja air mataku membanjiri wajahku yang lembut ini.
“Nanya tentang apa?”
“Tadi aku ketemu Rahma, aku nyapa dia, Tapi dia cuek, malah dia bersikap sinis kepadaku, Apa salahku Mi”.
“Apa benar tadi kamu janjian sama Dana di perpustakaan, kok kamu bisa ngehianatin sahabat sendiri sich”.
“Mi, tadi itu, aku gak sengaja ketemu Dana di perpustakaan, sumpah aku sebelumnya gak janjian, tolong bantuin aku, untuk jelasin ke Rahma Mi.”Aku memohon ke Mia agar dia bisa bantuin aku untuk jelasin ke Rahma.
“yach udah….gimana kalau pulang sekolah gw temuin kalian berdua”
“Terserah kamu Mi, yang penting Rahma tidak salah paham sama gw”
Kemudian setelah pulang gw nungguin Mia dan Rahma di kantin gaul,setelah beberapa lama aku nungguin munculah mereka dari balik kelas.setelah aku melihat Rahma.Aku langsung peluk Rahma dan aku teteskan air mataku.kemudian aku memohon-mohon agar Rahma mempercayai penjelasin yang diberikan oleh aku padanya.
“Rah, plis dengar penjelasan aku, aku gak ada hubungan apa-apa sama Dana, mana mungkin aku ngehianatin sahabat sendiri.”
“terus kenapa tadi kalian berdua ketemuan di perpustakaan.” Tanya Rahma.
“Aku gak sengaja ketemu di perpustakaan Rah, kalau kamu masih gak percaya, gimana kalau kamu nanya langsung sama Dananya?”
“owg………..yach dech aku sekarang percaya kok sama kamu, masa aku percaya sama orang lain daripada sahabat sendiri, maafin aku juga yach Vi,,”.
“Memangnya tadi siapa yang bilang sama kamu”.
“Sudah, gak usah dibahas, gak penting”.
Aku bingung kenapa Rahma langsung maafin aku, padahal aku baru sebentar jelasin kapada Rahma. leganya perasaanku ini.
“Makasih Rah”.
Kemudian kami pun saling berpelukan rasanya senang banget ketika kami baikan kembali. Setelah pulang sekolah, Aku seperti biasa membuka kembali buku pelajaran. Setelah ku membuka buku, tak sengaja ku temukan secarik kertas yang beramplop. Ku buka perlahan-lahan, tapi kenapa jantungku ikut berdetak lebih kencang. Kubaca perlahan-lahan.
Dear Via….
Izinkan aku untuk berkata jujur padamu, Sebelumnya ku minta maaf kalau aku sudah lancang mengirim surat ini. Aku sadar, aku bukan apa-apanya kamu. Aku juga tak pantas memilikimu. Tapi semakin ku pendam perasaan itu, semakin sesak rasanya dadaku ini kalau tak segera ditumpahkan.
Aku belum pernah merasakan perasaan seperti ini sebelumnya. Tapi tiap kali aku ingin melepaskan diri darimu, Tapi tiap kali itu aku ingin semakin kuat untuk memelukmu. Dan aku merasa heran mengapa perasaan ini hanya terjadi padamu, mengapa tak tumbuh pada gasdis-gadis yang lain, Bagi anak-anak lain mungkin menilainya, Mereka lebih cantik darimu?
Tetapi ini perasaanku, Aku justru suka padamu tak hanya karena kecantikanmu, Tapi juga karena innerbeauty mu sungguh menarik bagiku. Aku tak ragu lagi memilih gadis semacam kamu. Kamu ini memang tak ada duanya di dunia ini. Sudah beberapa lama ku pendam perasaan ini tapi baru kali ini ku beranikan diri utuk menyatakan kalau aku “CINTA dan SAYANG”sama kamu. Maafkan aku kalau aku tak gentel seperti anak laki-laki lain yang mengutarakan langsung di depan wajah dan bertemu langsung empat mata.
Tapi kalau kau mau agar aku langsung mengutarakannya aku akan mencoba, besok kita ketemu pulang sekolah di kelas X-9.
Orang yang mencintaimu
Adytia Pradana Putra
Aku bingung,Aku tak tau harus berbuat apa. Aku bingung memilih salah satu ini CINTA atau SAHABAT. Kata-kata itu selalu menggoyang-goyang pikiranku. Aku punya persaan sama Dana dan aku juga gak mau menyakiti perasaan sahabatku. Kenapa bisa terjadi pada aku, kenapa tidak Mia??? Bukanya aku iri pada Mia, tapi karena perasaan bingung ini jadinya aku tak sadar menyalahkan Mia.... ya tuhan tolonglah diriku ini, aku harus berbuat apa?.
Kemudian aku berfikir, aku sudah janji hidup dan matiku akan ku pertaruhkan demi sahabatku yang ku sayang. Aku relakan Dana untuk sahabatku Rahma. Aku tak ingn melihat sahabatku sedih.
Aku sudah punya keputusan, aku gak akan terima Dana jadi pacarku, Tapi aku akan bersujud di depan Dana dan bermohon-mohon agar Dana mau jadi pacarnya Rahma.
Read more: http://cerpen.gen22.net/2012/03/antara-cinta-dan-sahabat.html#ixzz251ATmBRb
YOU ARE MY EVERYTHING
YOU ARE MY EVERYTHING
Oleh Bella Danny Justice
“kenapa kamu tega menghianati aku Miko ? apa salahku selama 1 tahun kita bersama ? apa ?! katakan padaku Miko !!” aku tak dapat lagi menahan rasa sakit hati yang meluap-luap di dada. Aku tidak peduli jika ia menganggap aku wanita yang cengeng. Aku menangis di hadapannya karena aku tidak bisa lagi mentolerir perbuatannya kali ini. Miko, kekasihku yang sudah menghiasi hari-hariku selama 1 tahun kini berhianat dengan wanita lain. Aku tidak tau siapa wanita itu, aku tidak mengenalnya, tetapi Miko sendiri yang mengaku kepadaku kalau ia sudah mengecewakan aku dan meminta padaku untuk mengakhiri hubungan kami karena ia merasa sudah tidak mungkin untuk melanjutkan semuanya ini.
“aku sungguh minta maaf Sharon, tapi aku tidak bisa lagi bersamamu. Maafkan aku...” Miko tidak memberiku kesempatan untuk berbicara, ia langsung pergi meninggalkan ruang tamu rumahku yang hanya berisikan kami berdua. Tangisku pecah saat mendengar pintu rumahku tertutup. Miko sudah benar-benar pergi, ia tidak akan kembali lagi, ia ternyata serius dengan perkataannya. Aku bodoh sekali telah mempercayainya. Ini semua kesalahanku dan aku layak menerimanya.
‡‡‡
Aku hanya tinggal dirumah bersama dengan Bi Lastri dan supirku Mas Seno. Orangtuaku selalu sibuk mengurus bisnis di luar kota atau luar negri. Meskipun begitu aku tidak pernah merasa kesepian karena mereka berdua selalu menghibur dan menemaniku. Tentu saja, karena Bi Lastri dan Mas Seno sudah mengasuhku sejak bayi sampai sekarang aku menjadi mahasiswi, aku tetap masih membutuhkan mereka.
Ketika Miko memutuskan hubungan kami aku pun menceritakan semuanya kepada mereka. Aku menangis di pelukkan Bi Lastri wanita paruh baya itu. Ia membelai rambutku dan menenangkan aku seperti anaknya sendiri. Walau Miko tidak mencintaiku tetapi aku beruntung karena masih mempunyai mereka yang menyayangiku. Untuk itu aku berjanji tidak akan terpuruk karena dia.
“loh non Sharon kok belom ganti baju sih ? Tuan sama nyonya udah nunggu di bawah untuk makan malam dari tadi, cepetan ya non abis itu non langsung turun.” Ujar Bi Lastri yang sudah bolak-balik ke kamar untuk mengingatkan aku berulang kali.
“iya iya, bilang sama mama dan papa suruh tunggu ya bi. Aku bentar lagi turun, mau siap-siap dulu.” Kataku lalu menutup pintu kamar dan menguncinya setelah bi Lastri keluar.
Aku rasa aku tidak bisa menepati janjiku, aku rasa aku lebih baik mati daripada tidak bersama Miko. Aku tidak bisa hidup tanpanya. Diriku hampa tanpa kehadiranya, tanpa senyum manisnya, serta canda tawanya. Sudah 1 bulan aku mengambil cuti kuliah karena aku merasa belum sanggup untuk mengikuti pelajaran mata kuliahku semenjak Miko meninggalkanku.
Dan kini mama dan papaku baru saja kembali dari Manado tadi pagi. Entah mengapa kepulangan mereka kerumah pun tidak bisa menghibur hatiku yang sedang terguncang.
Maafkan aku ma, pa... aku bukan anak yang baik, aku rasa aku tidak bisa makan malam bersama lagi dengan kalian, untuk selamanya... selamat tinggal...
Aku menelan banyak obat tidur yang ada di laci lemari kamarku malam itu. Aku berniat untuk mengakhiri rasa sakit ini. Aku yakin setelah aku meminum semua obat tidur ini aku akan merasa tenang dan rasa sakit itu tidak akan muncul lagi. Beberapa menit kemudian aku merasa tubuhku mati rasa, aku jatuh tergeletak ke lantai dan mengalami kejang-kejang.
Dari luar pintu kamar aku masih bisa mendengar mama dan papaku yang terus mengetuk-ngetuk pintu dan berteriak dengan cemas. Aku dengar mereka meminta bantuan pada Mas Seno untuk mendobrak pintu kamarku.
Tidak...ma, pa.. kalian jangan masuk... aku tidak ingin kalian menangisi anak kalian yang bodoh ini...
Mataku mulai meredup, perlahan tertutup dan aku tidak tau lagi apa yang terjadi setelah itu. Aku rasa aku sudah mati ? Ya, baguslah! Rencanaku berhasil! Ucapku dalam hati.
‡‡‡
Harapanku ternyata tidak terkabul. Orangtuaku membawaku ke rumah sakit tepat waktu sehingga aku berhasil diselamatkan. Aku sempat tidak sadarkan diri selama 2 bulan, dan sekarang aku sudah keluar dari rumah sakit itu. Mama dan papaku tampak terpukul dengan kejadian ini. Mereka menangis begitu mendapati aku tersadar dari koma. Aku sungguh seperti anak durhaka. Aku berdosa kepada mereka berdua dan terutama kepada Tuhan. Bagaimana bisa aku melakukan percobaan bunuh diri hanya karena seorang pria ? maafkan aku Tuhan..
Setelah kejadian itu orangtuaku memutuskan untuk membawaku ke London. Mereka ingin aku melupakan hal-hal yang terjadi di Jakarta dan memulai lembar kehidupan yang baru. Aku menyetujuinya, walaupun aku tau nanti di sana mereka juga tidak selalu hadir untuk menemaniku, tapi setidaknya aku berada di tempat yang baru dan aku harap aku bisa melupakan kenangan pahitku.
Keesokan harinya aku, mama dan papa segera terbang ke London. Aku pasti akan sangat merindukan Bi Lastri dan Mas Seno, tapi ini adalah jalan yang terbaik bagiku. Miko pun tidak pernah memberi kabar sama sekali sejak terakhir kali kami bertemu, padahal aku tetap ingin berteman dengannya, nomernya juga sudah tidak aktif lagi. Aku rasa ini memang saatnya aku untuk melupakannya.
Sesampainya di ibu kota Inggris itu aku langsung merebahkan tubuhku ke kasur karena Jet lag yang mendera. Ya, ini lah rumah baruku, tempat tinggal baru, dan orang-orang baru yang akan mengisi kehidupanku.
Mama memasuki kamarku dan menghampiri aku yang sedang terbaring di tempat tidur. “Sharon, kamu istirahat yang banyak ya, mama dan papa harus pergi ke Manchester untuk menemui relasi bisnis. Kalau kamu butuh sesuatu minta saja sama Nanny Grace. Oh ya, dia juga bisa berbahasa Indonesia.”
“ya, kalian berdua hati-hati.” ucapku sambil menarik bedcover bermotif bunga mawar itu.
Sendiri lagi... selalu seperti ini, and i’m getting used to it.
Aku menetap di London hanya sampai aku merasa lebih baik saja, aku tidak sungguh-sungguh pindah ke negara ini. Aku mengambil cuti 1 tahun di kampus ku dengan alasan terapi penyembuhan. Istilah “tidak ada tempat yang paling nyaman dari kampung halaman” itu memang benar. Walaupun tinggal di London, aku tetap rindu Indonesia dan aku akan segera kembali sampai aku selesai menata hatiku.
“Sharon, apa kau butuh sesuatu ?” sahut seseorang dari luar kamarku dengan bahasa Indonesia yang tidak terlalu fasih. Ya, itu adalah Nanny Grace.
“tidak, saat ini aku ingin tidur saja. Terimakasih tawarannya Nanny.” Balasku nyaring.
“baiklah. Istirahat yang cukup.” ujarnya.
Aku tidak merasa lelah lagi, justru sekarang merasa bosan. Aku membuka laptopku dan menyolokkan modem ke port usb. Sudah 3 bulan aku tidak membuka akun jejaring sosialku, mungkin ada hal terbaru yang tidak ku ketahui.
“maafkan aku meninggalkanmu, sekarang kau pasti membenciku. Tidak apa, itu justru yang aku inginkan karena aku memang tidak pantas mendapatkan wanita yang sangat baik sepertimu.. aku hanya seorang pengecut, i’m so sorry Ser..” 3 months ago.
Ketika membuka akun facebook-ku, itulah hal pertama yang aku liat di beranda. Itu adalah status yang ditulis Miko 3 bulan yang lalu. Karna penasaran aku pun membuka profilenya secara keseluruhan. Entah mengapa jantungku berdetak lebih cepat 2 kali lipat dari sebelumnya. Begitu tampilan facebook Miko terpampang lengkap di depan kedua bola mataku aku tidak dapat berkata sedikitpun. Aku hanya menggigit bibir bagian bawahku, menahan agar aku tidak menangis ketika membaca semua statusnya.
“sepertinya harapanku sudah sirna, kalau memang dia sudah melupakan aku dan bahagia bersama dengan orang lain, aku pun akan berusaha untuk bahagia.” 15 minutes ago.
“ini membuatku tersiksa, aku tidak sanggup lagi..” 1 day ago.
“aku harap dia tidak membuka akun facebooknya, kalau ya, aku benar-benar akan sangat malu.” 2 days ago.
“it’s so cold without you by my side, i’m sorry to hurt such an angle like you. You are my everything.” 4 days ago.
“you must be hate me so much.” 2 weeks ago.
“if only i could tell you the truth, would you still love me ?” 1 month ago.
Yang benar saja ?! apa kau benar-benar menulis semua status ini Miko ? tapi kenapa ? apa alasanmu melakukan ini semua terhadapku ? ternyata kau tidak pernah sungguh-sungguh ingin pergi meninggalkanku ?! lalu mengapa kau berbuat seperti itu ?? aku tidak mampu menahan cairan hangat itu keluar dari mataku, aku merasa sangat senang usai membaca semua statusnya, namun aku juga merasa sedih karena dulu ia tidak mau jujur kepadaku.
Beberapa saat aku menangisi hal itu lalu aku tersadar kalau kepergianku ke London adalah untuk menghapus kenangan pahitku. Ya! aku harus melupakan Miko! Lagipula sudah terlambat bagiku jika sekarang aku ingin berharap dia masih mencintaiku. Dari status yang ditulisnya 15 menit yang lalu dapat disimpulkan bahwa ia akan melupakanku cepat atau lambat, dan aku harus merelakan itu.
‡‡‡
Hanya 1 bulan aku berada di London dan aku memutuskan untuk kembali ke Indonesia. Aku rasa aku sudah menata dengan benar hatiku. Aku yakin sudah tidak ada lagi perasaanku yang tersisa untuk Miko, mantan kekasihku yang dulu meninggalkanku. Meskipun aku tau kebenarannya, tapi itu sudah terlambat. Semuanya sudah berakhir...
“Sharon, are you really leaving ? please just stay with me..” pria bertubuh jangkung itu memelukku dengan erat. Ya, dia adalah Kieran, aku mengenalnya saat berkunjung ke perpustakaan umum di London ketika aku merasa down setelah mengetahui yang sebenarnya tentang Miko. Dia bekerja di sana, dia mengajakku berkenalan dan makan malam. Sebenarnya aku mulai sedikit menyukai laki-laki tampan berambut coklat itu, tapi aku harus pergi. Aku harus melanjutkan studiku di Indonesia yang sudah terbengkalai karena kejadian-kejadian yang terjadi belakangan ini.
Aku mengendurkan pelukannya perlahan. “i want it, but i can’t, i have to go now. Don’t be sad Ki, i’ll visit you right away. Goodbye..” Ucapku sambil menyunggikan senyum manis kepada Kieran.
Aku bersiap menggaet sebuah tas travel berukuran sedang dan koper besar. Tetapi saat aku akan membelokkan tubuhku untuk pergi dari sana tiba-tiba saja Kieran meraih pergelangan tanganku dan menariknya sehingga tubuhku berputar 180 derajat. Wajahku tepat di depan wajahnya dan sangat dekat, aku memandang mata birunya penuh tanda tanya. Kieran semakin mendekatkan wajahnya kearahku, ia menundukan kepalanya sedikit lalu dalam sekejap ia mendaratkan sebuah kecupan lembut di bibirku yang membuatku tak bisa berkata apa-apa.
Kieran melepaskan genggamannya lalu berkata. “sorry if you don’t like it, but that’s our farewell kiss. I’ll be missing you Sharon..”
“thank you Kieran.” Ucapku lalu melangkah pergi dari sana. Kieran, dia satu-satunya pria yang mampu membuatku ragu untuk pergi dari London, tetapi aku tetap harus kembali ke Indonesia. Aku tidak akan melupakanmu Ki. Terimakasih kau sudah hadir dalam hidupku...
‡‡‡
Saat aku sudah menempati tempat duduk ku di pesawat, entah mengapa aku ingin membuka handphone dan melihat facebook-ku kalau-kalau ada seseorang yang menulis sesuatu di wall-ku.
Benar saja dugaanku, ternyata ada seseorang me-wall-ku. Dia teman SMA-ku dulu Flavia :
“oh my God! I really miss you Sharon!! It’s been so long, let’s meet up dear.” 6 hours ago.
“please turn off your cell phone because the plane will be taking off in a few minutes.” Ujar pramugari tersebut yang memperingatkan aku karena terlihat masih asik memegangi benda mungil itu.
“oh, ok.” Jawabku singkat.
Cepat sekali pesawat ini akan lepas landas. Aku pun bergegas log off dari facebook-ku, tapi aku sengaja kembali ke beranda. Dan hal itu membuatku terkejut! Aku melihat Miko baru saja mengupdate statusnya :
“going back to Indonesia from London, i can’t stand my dad anymore. I need to meet you! I have to tell you the truth.. hope you could understand.” Just now.
Apa ?! ternyata dia selama ini ada di London ?! dan sekarang ia sedang kembali ke Indonesia ?!
Ini benar-benar mengagetkan untukku. Aku berdiri dan mencari-cari sosok Miko. Aku duduk di bagian tengah, jadi aku harus mengecek ke bagian depan dan ke belakang supaya menemukannya. Namun beberapa saat mencarinya aku tidak mendapatkan Miko di bangku deretan depan maupun belakang. Dengan menghela nafas panjang aku pun kembali ke tempat dudukku.
Aku sedikit terkejut karena ketika aku kembali ke bangku ku aku mendapati tas besar milik seseorang ada di sampingku. Padahal sebelumnya aku tidak melihat tas itu, tiba-tiba saja benda itu muncul.
Aku duduk diam, memejamkan mata dan memasang headphone menyetel musik rock kencang-kencang. Entah kenapa aku merasa sedikit kecewa karena tidak dapat menemukan Miko dan seharusnya aku juga tidak perlu mencari pria itu, karena aku harus melupakannya.
Akhirnya pesawat pun lepas landas, hanya tinggal hitungan detik saja tapi orang yang duduk di sampingku tak kunjung datang. Apa dia belum pernah naik pesawat sebelumnya? Gumamku dalam hati.
“excuse me miss..” ucap seseorang dengan nafas yang bergemuruh seperti di kejar hantu. Ya, pasti orang itu!
“it’s ok, no...” saat aku melepaskan headphone dan membuka kedua mataku, aku tak berkutik dan bibirku tak bergerak sedikit pun memandang orang tersebut.
“Sharon ?” ucapnya dengan nada setengah tak percaya.
‡‡‡
Sungguh sebuah hadiah yang tak terduga bagiku. Aku satu pesawat dengan Miko dan tempat duduk kami pun bersamaan. Meskipun begitu aku tidak membuka mulut. Aku mengunci bibirku rapat-rapat dan berusaha bersikap acuh terhadapnya.
“maafkan aku Sharon... sekarang aku akan menjelaskan semuanya kepadamu. Aku harap kau bisa mengerti.” Kata Miko yang membuka pembicaraan di tengah keheningan kami selain suara pesawat yang sedikit bising terdengar.
Aku tidak memandangnya, aku hanya membalas ucapannya. “aku sudah tau semuanya, aku sudah baca semua statusmu. Tidak ada lagi yang perlu di jelaskan.”
“masih ada yang belum kau ketahui Sharon dan aku harus mengatakannya. Tolong izinkanlah aku menjelaskannya padamu.” Nada yang memelas itu membuat hatiku luluh. Rupanya aku belum bisa menata hatiku, rupanya aku masih menyukainya.
“katakanlah apa yang ingin kau katakan.” Ucapku berharap terdengar cuek.
“aku meninggalkanmu karena papaku memaksaku untuk belajar mengurus perusahaannya, itu ia lakukan karena menurutnya aku lah satu-satunya pewaris perusahan yang ideal. Dia tidak mau kakakku Tommy yang menjadi pewaris perusahaan karena baginya Tommy hanya akan memperburuk keadaan keuangan perusahaan yang sedang goyah saat ini. Karena itu aku beralasan kepadamu bahwa aku telah menghianatimu, tapi kenyataannya aku sama sekali tidak pernah melakukan itu Sharon. Aku sangat mencintaimu, tetapi di lain sisi aku juga tidak bisa menolak permintaan papaku. Tolong cobalah mengerti keadaanku Sharon, aku tidak pernah berniat untuk melukai perasaanmu sedi...” Miko terus saja berbicara dan itu membuat telingaku panas. Aku tidak bisa untuk tidak memaafkannya apalagi karena alasannya sangat kuat seperti itu.
Aku pun memotong perkataannya. “lalu kenapa kau kembali ? aku melihat status mu, kau bilang kau tidak tahan dengan papamu.” Kini aku mulai menatapnya, aku memberanikan diri memandang wajahnya. Dia tidak berubah, masih sama seperti dulu... sangat tampan..
Miko tertunduk sejenak, ia menggengam tanganku dan kembali berkata. “sebenarnya urusanku di London belum selesai Sharon, tetapi aku sudah tidak tahan lagi karena rasa bersalah yang terus menghantui diriku. Aku ingin kau tau semuanya, dan aku tidak ingin kau membenciku karena aku sangat menyayangimu.”
“jangan bicara lagi. Aku mencintaimu Miko. Dan aku tidak pernah bisa membencimu.” Aku langsung memeluk Miko saat itu juga. Rasanya aku rindu sekali dengan pria ini. Kalaupun aku ingin, aku tidak bisa membenci Miko. Aku bingung mengapa bisa seperti itu. Tapi satu yang pasti aku sangat senang bisa bersama lagi dengannya.
You are my everything, no one will be able to replace you from my heart...
You mean the world to me...
You’re the apple of my eye...
DE END
Read more: http://cerpen.gen22.net/2012/08/cerpen-cinta-you-are-my-everything.html#ixzz24vWI5Xno
Langganan:
Postingan (Atom)